SDIT


Sabtu, 19 Juni 2010

☼Kegembiraan Yang Dipuji & Dicela☼

Lapangnya dada lantaran sesuatu yang sifatnya sementara, umumnya terjadi karena gejolak yang bersifat fisikis (badaniyah). Sehubungan hal ini, kegembiraan tersebut ada yang dilarang, ada pula yang dibolehkan. Ada yang dipuji, begitu pula yang dicela. Ada yang bersifat manusiawi, ada juga yang bersifat inderawi.

Kegembiraan yang dilarang adalah sebagaimana firman-Nya, "Janganlah kamu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (Al-Qashash : 76). Hal ini dilarang karena rasa bangga biasanya mengandung kesombongan dan kecongkakan.

Dalam ayat lain disebutkan pujian bagi rasa gembira. Firman Allah, "Katakanlah, 'Dengan karunia Allah rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira." (Yunus : 58). Sebab kegembiraan tersebut berupa ketaatan terhadap ridha Allah, ampunan dan hidayah-Nya.

Allah memuji rasa gembira dalam firman-Nya, "Orang-orang yang telah Kami turunkan kitab kepada mereka, bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu." (Ar-Ra'd : 36), sebab ini adalah kegembiraan yang berupa ketaatan.

Allah subhanahu wa ta'ala mencela sifat gembira dalam firman-Nya, "Dan supaya kamu tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu." (Al-Hadid : 23). "Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibandingkan dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang) sedikit." (Ar-Ra'd : 26). "Hingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong." (Al-An'aam : 44). "Mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka." (Ghafir : 83).

Dalam ayat lain, Allah swt memerintahkan para hamba-Nya untuk bergembira dengan karunia dan rahmat-Nya, "Katakanlah, 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (Yunus : 58). Mahasuci Allah dengan segala firman-Nya.

Bagi setiap hamba Allah yang bergembira dengan HIDAYAH, ILMU, KETAATAN, dan AMAL-AMAL SALEH, sungguh kegembiraannya itu DI PUJI. Namun apabila seseorang BANGGA dengan DUNIA dan PERHIASANNYA, yakni dengan semua kesenangan, tipuan dan permainannya, maka kegembiraan itu TERCELA.

Sungguh wahai saudaraku tersayang... Barangsiapa yang telah "sempurna" imannya, insyaAllah tidak menjadikannya lupa, baik musibah maupun nikmat. Wallahu'alam bis showab.